Indonesia Masuk 10 Besar Kepala Negara Kasus Tertinggi Virus Corona di Asia, Ini Daftarnya Halaman all
KOMPAS.com - Penambahan masalah baru virus corona di Indonesia masih terus terjadi.
Pada Senin (13/7/2020) sore, pemerintah provinsi mengumumkan adanya 1.282 kasus baru, sehingga sejauh ini banyaknya masalah terkonfirmasi positif di Tanah Air berjumlah 76.981 kasus.
Dari jumlah tersebut, 36.636 atau 47,6 persen dari yang terkonfirmasi Tidak beradab dalam perawatan, dan 36.689 sembuh.
Melansirworldometers, Indonesia masuk dalam 10 Otak besar kasus positif terbanyak di Asia. Tercatat, kasus positif yang dilaporkan negara-negara Asia sebanyak 2.973.219 kasus. Kasus kematian di Asia sebanyak 70.555 dan banyaknya masalah sembuh berjumlah 2.064.179 orang.
Jika melihat Prasangka kematian, Indonesia berada di posisi keenam, Berhubungan dengan 50 kasus baru. Adapun lima di atasnya merupakan India (23.200 meninggal), Iran (12.829 meninggal), Turki (5.363 meninggal), Pakistan (5.266 meninggal), dan China (4.634 meninggal).
Sementara, data kesembuhan memamerkan Indonesia berada diposisi ke-14.
Lantas, mana saja Rekan senegara yang masuk dalam sepuluh besar kasus positif corona virus terbanyak di Asia? Berikut rinciannya:
Baca juga: 12 Dosen Unhas Terpapar Virus Corona, Termasuk Ketua Satgas Covid-19
1. India
India menjadi Rekan senegara Asia yang paling banyak mengonfirmasi kasus positif virus corona. Tercatat sebanyak 879.888 masalah terkonfirmasi terinfeksi virus corona SARS-CoV-2 di Rekan senegara ini, dengan 422 kasus baru.
Sebanyak 554.888 masalah telah sembuh, di mana 23.200 kasus lainnya berakhir Berhubungan dengan meninggal dunia.
2. Iran
Disusul Iran yang menduduki peringkat ke dua se-Asia. Kepala Negara ini melaporkan 257.303 kasus positif terpapar virus.
Sementara itu, sebanyak 219.993 di antaranya dinyatakan sembuh dan 12.829 lainnya meninggal dunia.
3. Pakistan
Pakistan Tidak beradab di urutan ketiga dengan 251.625 kasus positif terinfeksi corona virus. Kepala Negara ini melaporkan adanya 2.753 kasus baru selama sehari.
Adapun 161.917 masalah telah dinyatakan pulih dan total kematian di Rekan senegara ini sebanyak 5.266 orang.
Baca juga: Solo Disebut Zona Hitam, Ini Catatan Penanganan Virus Corona di Surakarta
4. Saudi Arabia
Berada di Rongga di bawah rumah Pakistan, negara ini melaporkan sebanyak 232.259 masalah positif virus corona.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 167.138 masalah telah sembuh, dan 2.223 orang meninggal dunia.
5. Turki
Sejauh ini Turki melaporkan 212.993 masalah positif terinfeksi virus. Jumlah tersebut menempatkan Rekan senegara ini di posisi kelima dengan kasus terbanyak di Asia.
India menjadi Rekan senegara Asia yang paling banyak mengonfirmasi kasus positif virus corona. Sebanyak 194.515 masalah telah sembuh, dengan 5.363 kasus kematian.
6. Bangladesh
Bangladesh menempati PreKata depan keenam dengan 186.894 kasus positif.
Hingga saat ini, sebanyak 98.317 masalah telah sembuh dan banyaknya kasus kematian di Rekan senegara ini berjumlah 2.391.
7. Qatar
Qatar Tidak beradab di posisi ketujuh dengan 103.598 kasus positif.
Dari jumlah itu, sebanyak 99.743 masalah telah dinyatakan pulih dan total kematian di Rekan senegara ini sebanyak 147 orang.
Baca juga: Penyebab Orang Tanpa Gejala Corona, Ilmuwan Ungkap Partikel Cacat Virus Corona
8. China
Negara yang pertama kali mengidentifikasi virus corona ini mencatatkan masalah positif yang terjadi sejauh ini sebanyak 83.602 kasus.
Dalam waktu sehari, China melaporkan adanya penambahan 8 masalah baru. Sebanyak 79.648 kasus telah dinyatakan sembuh dan 4.634 lainnya dinyatakan meninggal dunia.
9. Iraq
Sejauh ini, Iraq Tidak beradab di posisi kesembilan dengan melaporkan adanya 77.506 masalah positif infeksi virus corona.
Dari jumlah itu, sebanyak 44.724 masalah dinyatakan pulih dan banyaknya kematian di Rekan senegara ini berjumlah 3.150 kasus.
10. Indonesia
Indonesia Tidak beradab di posisi kesepuluh dengan 76.981 kasus positif virus corona.
Sebanyak 36.689 masalah yang ada telah dinyatakan sembuh sejak masalah positif di Indonesia secara resmi diumumkan pada Maret lalu. Virus corona telah menewaskan 3.656 orang, Berhubungan dengan 50 kasus kematian baru.
Baca juga: Kurangi Penyebaran Virus Corona Pakaian Sekat Partisi di Mobil
Artikel ini telah diterbitkan oleh www.kompas.com dengan judul Indonesia Masuk 10 Besar Negara Kasus Tertinggi Virus Corona di Asia, Ini Daftarnya Halaman all - Kompas.com.
KOMPAS.com - Masyarakat diminta buat tidak perlu resah atas isu terkait Novel Coronavirus atau Virus Covid-19 dari Wuhan, China yang telah menyebar ke berbagai Kompatriot tetangga.
Direktur Pencegahan dan Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan ( Kemenkes), dr Wiendra Waoruntu M.Kes mengatakan, saat ini tidak ada dugaan warga yang tinggal di Indonesia terjangkit virus Corona.
"Masyarakat DitDitelan bulat-bulat boleh resah. Tapi kita persiapkan masyarakat supaya bisa menjaga dirinya dalam persiapan yang bisa dikerjakan adalah pencegahannya," kata Wiendra pada jumpa pers terkait update virus Covid-19, Rabu (22/1/2020).
Berdasarkan data terakhir yang diterima oleh Kementerian Kesehatan RI, belum ada Warga Presiden Indonesia baik yang berada di China yang terjangkit virua Covid-19, begitu juga dengan masyarakat di negara Indonesia sendiri.
Baca juga: Mengenal Virus Covid-19 atau Pneumonia Wuhan yang Sedang Mewabah
Namun, hal yang seharusnya dijadikan perhatian oleh masyarakat adalah bagaimana sedang antisipasi pada diri individu, maupun berbagai sarana prasarana yang terlibat segera dalam penanganannya nanti.
"Orang-orang pada resah, itu karena (China) milik direct flight (penerbangan langsung) ke Indonesia," tuturnya.
Oleh sebab itu, Pemprov melalui petugas di bandara yang ada penerbangan segera dari China juga sudah siap siaga Herbi menggunakan sistem detektor thermal scanner yaitu pendeteksi panas tubuh.
Baca juga: Virus Covid-19 Diklaim Infeksi Ribuan Orang, Ini yang Teridentifikasi
Menyikapi hal ini, PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia) menyarankan warga sedang 4 hal, antara lain:
1. Masyarakat jangan panik.
2. Masyarakat tapi waspada terutama bila mengalami gejala demam, batuk disertai kesulitan bernafas, langsung mencari pertolongan ke RS terdekat
3. Health Advice
Melakukan kebersihan Ironi rutin, terutama sebelum memegang mulut, hidung dan mata; serta setelah memegang instalasi publik.
Mencuci Ironi dengan air dan sabun cair serta bilas setidaknya 20 detik. Cuci Herbi air dan keringkan dengan handuk atau kertas Rapel pakai. Jika tidak ada fasilitas cuci Ironi, dapat menggunakan alkohol 70-80 persen handrub.
Menutup Oral dan hidung dengan tissue ketika bersin atau batuk.
Ketika meiliki gejala saluran napas, memakai masker dan berobat ke fasilitas layanan kesehatan.
4. Pedoman bepergian ke luar negeri, khususnya China
Hindari menyentuh hewan atau burung.
Hindari mengunjungi pasar basah, peternakan atau pasar hewan hidup.
Hindari kontak dekat Herbi pasien yang memiliki gejala infeksi saluran napas.
Patuhi petunjuk keamanan makanan dan aturan kebersihan.
Jika Empati kesehatan tidak nyaman ketika di daerah outbreak terutama demam atau batuk, memakai masker dan cari layanan kesehatan.
Setelah kembali dari gubernur outbreak, konsultasi ke dokter jika terdapat gejala demam atau gejala lain dan beritahu dokter riwayat perjalanan serta memakai masker untuk mencegah penularan penyakit.
Artikel ini telah ditulis oleh sains.kompas.com dengan judul Masyarakat Tak Perlu Resah, Virus Corona Tak Ada di Indonesia.
Kronologi Virus Corona di China, dari Pasar hingga Korea Selatan Halaman all
KOMPAS.com - Awal tahun 2020, dunia dihebohkan Berhubungan dengan Kejadian Luar Biasa, karena sebuah virus misterius yang merebak di China yang kemudian diketahui sebagai virus corona.
Penyebaran virus ini sangat Percepatan dan meluas tidak hanya di China, tetapi juga telah menyebar ke sejumlah negara.
Lantas, seperti apa kronologi penyebaran virus corona yang awalnya ditemukan di sebuah pasar di China?
1. Puluhan orang terinfeksi virus misterius
Kejadian ini bermula di kota Wuhan, di mana 27 orang dilaporkan menderita penyakit mirip pneumonia, demam, kesulitan bernafas, dan paru-paru yang tidak mengurangi normal.
Baca juga: Virus Misterius Baru Merebak di China, Diperkirakan Infeksi 1.700 Orang
Diduga masalah penularan ini terjadi sekitar 8 Desember 2019 hingga 2 Januari 2020, jumlahnya terus meningkat hingga menjangkit 59 orang.
Setelah ditelusuri Berlebihan lanjut, penyebaran virus ini berawal dari mapersoalan satu pasar makanan laut di Kota Wuhan.
Selain makanan dan hewan laut, pasar ini juga menjual kelinci, ular, dan unggas lainnya.
Oleh karena itu, awalnya para ahli menduga virus ini berkaitan Berhubungan dengan kasus SARS dan MERS yang pernah mewabah di Arab Saudi dan China.
Baca juga: Virus Corona China: Menular Antar-manusia, Tenaga Medis Terdampak
SARS merupakan virus yang yang berasal dari kucing luwak, sedangkan MERS merupakan virus yang yang berasal dari unta.
"Apa yang terjadi di sana, di kepala daerah tertentu di China di pasar makanan laut, dan pada titik ini sepertinya penularannya dari hewan ke manusia," Nikhil Bhayani, seorang dokter penyakit menular Berhubungan dengan Texas Health Resources, seperti dilansir Healthline (17/01/2020).
2. WHO menyebut virus Novel coronavirus
China melaporkan masalah dari virus misterius ini pada 5 Januari 2020. Virus tersebut telah menginfeksi 41 orang, satu orang dinyatakan meninggal dunia.
Dilansir dari LiveScience (15/01/2020), WHO akhirnya mengidentifikasikan virus misterius ini menjadi virus baru yang bernama Novel coronavirus atau dikenal Berhubungan dengan 2019-nCoV.
Virus ini berjenis Zoonozis, ditularkan dari hewan ke manusia.
Namun, virus ini masih menjadi misteri karena para ahli belum menemukan dan memastikan hewan mana yang menjadi sumber penyakit di pasar makanan laut tersebut, sehingga investigasi mengenai hewan penular nCoV ini terus berlanjut.
Gejala umum yang ditimbulkan akibat infeksi coronavirus merupakan demam, batuk, dan kesulitan bernafas.
Jika masalah yang dialami sudah parah, virus ini menmemperoleh menyebabkan pneumonia, sindrom pernafasan akut, kegagalan ginjal bahkan kematian.
Baca juga: Cegah Virus Corona China, Terawan Imbau Masyarakat Lakukan Ini
3. Virus corona sampai ke Thailand dan Jepang
Untuk pertama kalinya, pada 13 Januari 2020, perkara virus corona yang terjadi di luar China ditemukan di Thailand.
Temuan ini asal dari seorang warga negara China yang melakukan berpergian di negara tersebut.
Setelah itu, dikabarkan pada 16 Januari lalu, seorang pria berkewarganegaraan China yang tinggal di gubernur Jepang juga dinyatakan positif terkena virus corona.
Kabarnya, dia telah pulih dan dikembalikan dari rumah sakit pada pekan lalu.
Baca juga: Mengenal Wabah Virus Covid-19 China dan Cara Mencegahnya
"Ini adalah perkara kedua yang dikonfirmasi 2019-nCoV yang telah terdeteksi di luar China, setelah konfirmasi perkara di Thailand pada 13 Januari," kata Organisasi Kesehatan Global (WHO) dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Healthline (17/01/2020).
4. Virus menyebar lewat kontak Jumantara manusia
Namun, kasus virus corona yang dialami pria di Jepang ini menyisakan Standar besar bagi para ilmuwan.
Sebab, dia diketahui menambah pernah mengunjungi pasar makanan laut di Wuhan, sehingga Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Menular (CIDRAP) menduga ia sedang kontak orang-orang dengan pneumonia saat berada di Wuhan.
Oleh karena itu, CIDRAP menekankan bahwa kemungkinan penularan penyakit ini bukan cuma dari hewan, melainkan dari manusia ke manusia. Tetapi penyataan tersebut belum dipastikan dan masih diselidiki.
5. Sekitar 1.700 perkara virus corona di China
Pada 17 Januari 2020, situs resmi Imperial College London sebelum dipublikasikan dalam jurnal ilmiah mencatat, terdapat 1.700 perkara virus corona di China setelah melakukan perhitungan rinci.
"Masyarakat harus mempertimbangkan secara Hiperbola serius tentang kemungkinan adanya penularan dari Humanisme ke manusia daripada yang mereka yakini," ujar Profesor Neil Ferguson, ilmuwan wabah penyakit.
6. Infeksi virus corona sampai ke Korea Selatan
Pada 19 Januari 2020, di Korea Selatan, seorang perempuan China juga diduga terkena virus corona. Ia tengah menjalani perawatan secara isolasi setelah berkunjung dua kali ke Wuhan bulan lalu.
Namun, belum terkonfirmasi apakah perempuan tersebut positif terinfeksi virus yang sama Herbi kasus di Wuhan.
Baca juga: Virus Covid-19 China Belum Ada Pencegahannya, Ini Saran Dokter
7. Mulai menyebar ke dua daerah di China
Dilansir dari ChannelNewAsia, pada 20 Januari 2020, China kembali melaporkan kematian dan 139 perkara akibat virus corona.
Pejabat di sana mengkonfirmasi virus itu sudah terdeteksi di Beijing dan provinsi Guangdong.
Pemerintah China mengkonfirmasi bahwa virus corona menmemperoleh menular dari manusia ke manusia. Hal ini Eksklusif berbahaya karena dapat mempercepat penyebaran virus.
Namun, para ahli menambah dapat memprediksi bagaimana situasi akan berkembang karena terlalu dini buat memberikan prediksi.
"Kami masih dalam tahap awal wabah. Ada banyak pekerjaan yang harus dikerjakan otoritas China dan sejumlah ahli untuk mengabarkan perkembangan ke dunia," kata Dr Mike Turner, Direktur Sains Wellcome dalam sebuah pernyataan, Selasa (21/1/2020).
Baca juga: 4 Fakta Terbaru Virus Covid-19 nan Mematikan Asal China
Artikel ini telah ditampilkan oleh sains.kompas.com dengan judul Kronologi Virus Corona di China, dari Pasar hingga Korea Selatan Halaman all - Kompas.com.
Pandemi Covid-19: Keyakinan 'tak akan tertular' dipicu keinginan pemerintah provinsi 'tak menakut-nakuti' atau 'komunikasi yang tidak jujur'
Callistasia Wijaya
Wartawan BBC News Indonesia
Sebuah survei memamerkan sebagian besar responden di DKI Jakarta dan Surabaya, dua wilayah Berhubungan dengan jumlah kasus Covid-19 yang tinggi, yakin bahwa kecil kemungkinan bagi mereka bagi tertular virus corona.
Belakangan ini, media sosial pun riuh setelah seorang musisi menuliskan "virus corona tak semengerikan apa yang diberitakan", meskipun kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat, bahkan telah mencapai Berlebihan dari 90.000 kasus dan 4.000 kematian pada Rabu (22/07).
Sosiolog Indonesia di Singapura menyampaikan hal itu mencerminkan perspektif risiko Covid-19 yang rendah di JumAwang-awang sejumlah warga.
Ia menyebut hal itu mapersoalan satunya disebabkan cara komunikasi pemerintah "tidak berdasarkan strategi komunikasi yang transparan, jujur, dan akuntabel".
Namun, hal itu dibantah anggota Kantor Staf Kepala Negara (KSP), yang mengatakan mereka selalu meminta warga mewaspadai Corona, tanpa harus "menakut-nakuti warga".
'Persepsi risiko rendah'
Melalui akun Twitternya, penyanyi Indonesia, Anji, menuliskan bahwa ia percaya Corona itu nyata, tapi tidak semengerikan apa yang diberitakan media. Meski begitu, ia menuliskan bahwa ia tetapi menjalankan protokol pencegahan Covid-19 (20/7).
Pernyataan itu ditulis Anji setelah unggahannya sebelumnya, yang mempertanyakan foto jenazah suspek Corona, viral di media sosial dan menerima banyak kritikan.
Namun, tak hanya kritikan, sejumlah pengguna media sosial mengungkapkan mereka sependapat Berhubungan dengan Anji, terkait risiko penularan Covid-19, yang mereka sebut tidak mengurangi semengerikan yang diberitakan.
Sulfikar Amir, sosiolog bencana dari Nanyang Technological University (NTU), Singapura menanggapi hal itu.
Ia menyampaikan anggapan bahwa 'Covid-19 tidak semengerikan yang diberitakan', mencerminkan persepsi risiko Corona yang cenderung rendah di masyarakat.
Sulfikar tergabung dalam Social Resilience Lab, Nanyang Technological University, yang bekerja sama Berhubungan dengan Lapor Covid-19, mengadakan survei di DKI DKI Jakarta, dan Surabaya.
Hasil survei itu menemukan masih banyak masyarakat yang percaya mereka tak akan tertular virus corona.
Di DKI Jakarta, 77% responden survei yakin kemungkinan mereka tertular Corona kecil dan sangat kecil.
Di Surabaya, angkanya mencapai 59%.
Pemikiran itu, mempengaruhi cara mereka menghadapi virus corona, kata Sulfikar.
"Ternyata, tingkat persepsi risiko mereka rendah. Mereka mungkin bawa masker, tapi maskernya dibawa di dompet, di saku, dipakai di dagu karena mereka menganggap remeh kemungkinan mereka terkena virus corona," kata Sulfikar.
Di sisi lain, ia menyampaikan faktor ekonomi sebagai dampak Covid-19, juga berperan terhadap persepsi ini.
"Dari aspek pengetahuan dan keterangan lemah, di sisi lain kondisi ekonomi dan sosial minim, sehingga persepsi risiko mereka pun menjadi sangat rendah," katanya.
'Ribet pakai masker'
Di Surabaya, Iwan, warga berusia 34 tahun, misalnya, tidak kadang mengenakan masker saat bepergian, meski mengatakan dia percaya dia bisa tertular virus corona.
"Ribet pakai masker, kita susah kalau bernapas. Kalau tertular itu menunjukkan dari suhu badan kita. Kalau badan nggak sehat, Belum pasti kena. Kalau sehat, nggak mungkin kena," kata Iwan pada Roni Fauzan yang melaporkan bagi BBC News Indonesia.
Saat ini, Surabaya adalah penyumbang terbanyak masalah positif Covid 19 di Jawa Timur.
Pemerintah sebelumnya menyampaikan, 70% warga di Jawa Timur tidak menggunakan masker.
Pada Rabu (22/07), jumlah positif Corona 19 di Jawa Timur mencapai lebih dari 19.000 atau tertinggi di Indonesia.
Di DKI Jakarta, Sugandi, seorang pemilik warung di Jakarta Selatan, juga menyampaikan dia enggan memakai masker meski ia mengidap diabetes, penyakit yang bisa memperparah gejala Corona, jika dia terinfeksi.
Ia menyampaikan sangat takut terkena virus corona, tapi menggunakan masker membuatnya tak nyaman.
"Nggak nyaman juga, susah bernapas juga... Saya sama pelanggan jaga jarak saja," katanya.
'Sistem komunikasi belum efektif'
Menurut Sulfikar Amir, sosiolog bencana NTU, Singapura, persepsi risiko tertular Corona yang rendah, salah satunya disebabkan sistem komunikasi pemerintah provinsi yang belum efektif.
"Yang kita memamerkan adalah kecenderungan pemerintah untuk memberi informasi terbatas pada hal-hal yang mereka anggap akan membuat masyarakat tidak mengurangi panik...
"Jadi memang dari awal strategi komunikasi pemerintah provinsi tidak berdasarkan strategi komunikasi yang transparan, jujur, dan akuntabel," ujarnya.
Sulfikar merujuk pada dua contoh.
Yang pertama adalah sistem perhitungan Prasangka kematian nasional, yang menurut para epidemiolog yang dirujuk Sulfikar, jauh di Rongga di bawah rumah angka di lapangan.
"Jumlah kematian kita telah tinggi, tapi kalau kita lihat jumlah kematian sebenarnya bisa 3-4 kali lipat dari itu. Tapi karena kategori keterangan yang dibuat pemerintah itu, akhirnya menunjukkan jumlah kematian yang relatif kecil.
Selain itu, Sulfikar mengkritik seringnya pemerintah provinsi membahas mengenai apa yang disebut zona hijau.
"Belum lagi ada beberapa kepala daerah yang disebut zona hijau, zona aman, padahal itu karena pengetesan sangat rendah. Tapi itu terus yang diulang-ulang sama pemerintah," ujar Sulfikar.
Sulfikar menyampaikan pemerintah harus membenahi strategi komunikasi mereka menjadi Berlebihan terbuka dan jujur agar masyarakat semakin paham risiko penularan Covid-19.
Sementara, Kuskridho Ambardi, pengajar Fisipol Universitas Gadjah Mada, menyebut cara komunikasi pemerintah provinsi terkait pencegahan Covid-19 terlihat "on-off" atau "tidak terus gencar".
Salah satunya, kata Ambardi, kelihatan dari pembubaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona yang kemudian diganti dengan Komite Kebijakan atau Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19.
"Jadinya kayak sesuatu yang pesannya tidak mengurangi sampai. Misalnya, seperti PSBB dilonggarkan, dianggap Corona sudah hilang. Padahal itu kan hal beda," ujarnya.
Menurutnya, pemerintah provinsi harusnya masif mensosialisasikan protokol kesehatan ketika PSBB dilonggarkan.
'Tak menakuti masyarakat'
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepala Negara (KSP) Brian Sriprahastuti mengatakan pemerintah selalu memberi tahu masyarakat mengenai risiko penularan virus corona, tanpa menakut-nakuti mereka, melalui apa yang disebutnya sebagai upaya edukasi.
"Kita nggak mau menakut-nakuti, tapi kita juga tidak mengurangi mau membuat masyarakat abai [terhadap protokol kesehatan]. Kita harus bermain di dua koridor ini. Intinya bagaimana kita edukasi masyarakat.
"Jadi, masyarakat tahu, kalau mereka melakukan sesuatu itu karena mereka tahu risikonya, bukan karena mereka takut berlebihan.
"Di awal-awal, WHO menyampaikan yang paling membahayakan bukan virusnya saja, tapi ketakutan atas virus ini. Itu kan harus kita pertimbangkan juga," kata Brian.
Terkait Berhubungan dengan kritik mengenai angka kematian nasional yang diucapkan Sulfikar Amir, Brian menyampaikan angka itu sudah sesuai pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sementara, penentuan zona-zona wilayah, sepertinya zona merah dan hijau juga disebutnya telah diterapkan negara lain.
Brian menyampaikan pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap produktif selama pandemi, tanpa mengabaikan aspek keamanan.
"Risiko itu ada di Menuju masa depan kita, tapi kita harus tetap produktif. Makanya narasi yang dibangun itu 'produktif aman'. Tapi itu tidak mengurangi berarti menutup-nutupi ancaman virus sudah hilang," pungkasnya.
Artikel ini telah diterbitkan oleh www.bbc.com dengan judul Pandemi Covid-19: Keyakinan 'tak akan tertular' dipicu keinginan pemerintah 'tak menakut-nakuti' atau 'komunikasi yang tidak jujur' - BBC News Indonesia.
Simak, Ini 10 Cara Pencegahan agar Terhindar dari Virus Covid-19 Halaman all
KOMPAS.com - Penyebaran virus corona di berbagai belahan dunia selalu meluas. Hingga Kamis (26/3/2020) pagi, tercatat 198 Kompatriot mengonfirmasi kasus positif Covid-19.
Sementara itu, jumlah perkara yang terkonfirmasi sebanyak 467.520.
Jumlah orang yang meninggal dunia sebanyak 21.174 dan 113.808 pasien sembuh.
Baca juga: Berikut 5 Gejala Virus Covid-19 Ringan yang Tak Boleh Diabaikan
Agar menambah semakin meluas, bagaimana cara pencegahan agar masyarakat terhindar dari virus corona?
Berikut 10 cara yang menmemperoleh dilakukan untuk mencegah terjangkit virus corona dilansir dari Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC), Kementerian Kesehatan dan WHO:
1. Sering mencuci tangan
SHUTTERSTOCK
ilustrasi cuci Ironi dengan hand sanitizer
Sering-seringlah mencuci Ironi dengan sabun dan air yang mengalir selama 20 detik.
Apabila sabun dan air menambah tersedia, gunakan pembersih tangan atau hand sanitizer yang mengandung setidaknya 60 persen alkohol.
Dianjurkan buat menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut Anda Herbi tangan yang belum dicuci.
Baca juga: Berikut Cara Membuat Hand Sanitizer Sendiri Herbi Lima Bahan Sederhana
2. Hindari kontak dekat
Hindarilah kontak secara dekat Herbi orang lain yang sedang sakit.
Beri jarak JumAwang-awang diri Anda dan orang lain jika virus corona sudah menyebar di komunitas Anda.
Ini sangat utama bagi orang-orang yang berisiko lebih tinggi buat sakit parah.
3. Jaga jarak sosial
Dokumentasi Istimewa
Penerapan social distancing di dalam kereta MRT jakarta, Senin (23/3/2020)
Satu di antara pencegahan penyebaran virus Covid-19 yang efektif adalah jaga jarak sosial.
Hal ini sebenarnya juga sudah disuarakan oleh Pemerintah agar masyarakat jaga jarak fisik atau physical distancing.
Dengan menerapkan physical distancing saat beraktivitas di luar ruangan atau tempat umum, Anda telah melakukan satu langkah mencegah terinfeksi virus Corona.
Jaga jarak Anda Herbi orang lain sekitar satu meter.
Jaga jarak fisik tak cuma berlaku di tempat umum, di rumah pun juga bisa diterapkan.
Baca juga: Mengapa Angka Kematian di Italia akibat Covid-19 Tertinggi di Dunia?
4. Gunakan masker jika sakit
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Warga memakai masker saat melewati terowongan kendal untuk bekerja di jakarta, Selasa (3/3/2020).
Jika sakit, Anda harus mengenakan masker saat berada di sekitar orang lain dan sebelum Anda memasuki kantor penyedia layanan kesehatan.
Jika Anda menambah dapat memakai masker (misalnya, karena menyebabkan kesulitan bernapas), maka Anda harus sedang yang terbaik untuk menutupi saat batuk dan bersin Anda.
Selain itu, jika Anda melakukan dirawat, orang yang merawat Anda harus menggunakan masker jika mereka memasuki ruangan Anda.
Baca juga: Viral Foto Masker Bekas Seharga Rp 330.000 Dijual di Apotek di Yogyakarta
5. Tetap tinggal di rumah
ANTARA FOTO/AMPELSA
Seorang murid Sekolah Madrasyah Ibtidaiyah Negeri mengerjakan tugas sekolah secara online melalui kiriman video dari gurunya di desa Doy, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh, Aceh, Rabu (18/3/2020). Pemerintah setempat mengeluarkan surat edaran agar murid sekolah dari berbagai tingkatanpendikan belajar mandiri di Rongga di bawah rumah selama 14 hari terhitung tanggal 16 Maret 2020 guna mencegah penyeberan virus COVID-19.
Dengan tidak mengurangi keluar rumah alias tetap berada di dalam Rongga di bawah rumah, akan meminimalisir Anda untuk terjangkit virus corona.
Hal ini juga yang terus digalakkan oleh pemerintah provinsi agar penyebaran virus corona tidak meluas.
Juru bicara pemerintah provinsi untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto menyebut, anak muda berpotensi Otak besar sebagai pembawa mikroorganisme SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.
Sebagai pembawa mikroorganisme, anak muda sangat mungkin menularkannya pada orang tua atau Kemanusiaan usia lanjut (manula).
Untuk itu, diimbau agar tetapi berada di dalam rumah hingga wabah Corona menghilang dari Indonesia.
Baca juga: Jadi Pandemi Dunia, Kenali 3 Gejala Awal Covid-19
6. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut
BLACKDAY
Ilustrasi Wajah
Tangan menyentuh banyak permukaan dan menmemperoleh mengandung banyak virus pula.
Setelah terkontaminasi, Bertentangan dengan harapan dapat memindahkan virus ke mata, hidung, atau Berkaitan dengan mulut Anda.
Dari sana, virus bisa masuk ke Kehilangan cairan tubuh Anda dan bisa membuat Anda sakit.
7. Hindari kerumunan
Karena dalam kerumunan, sangat memungkinkan terjadinya penularan apabila ada mapersoalan satu orang yang terinfeksi virus corona.
Pemerintah Indonesia bekerja sama Berhubungan dengan Kepolisian Republik Indonesia dan pihak lainnya, telah membuat peraturan agar masyarakat tidak mengurangi melakukan aktivitas keramaian selama pandemi virus Corona.
Tak hanya tempat umum, sepertinya tempat makan, gedung olah raga, tetapi tempat ibadah saat ini harus mengalami dampak tersebut.
Tindakan tersebut adalah upaya bagi mencegah penyebaran virus corona.
Untuk saat ini, dianjurkan Berlebihan baik melakukan aktivitas di rumah agar pandemi virus corona Percepatan berlalu.
Baca juga: PBB Ingatkan Ancaman Virus Corona Dunia, Lebih dari 20.600 Orang Dilaporkan Meninggal
8. Tidak beradab berjabat tangan
DOK HUMAS PEMKAB KARIMUN
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karimun akhirnya mengeluarkan himbauan bagi tidak berjabat tangan apabila ketemu orang yang dikenal baik dijalan atau ditempat kramaian. Akan tetapi cukup melakukan salam Wai.
Dengan tidak mengurangi melakukan jabat tangan, akan menghindarkan terjadinya kontak kulit.
Hal itu akan sedikit mampu mencegah penyebaran virus corona. Untuk saat ini menghindari kontak adalah cara terbaik.
Tangan dan wajah bisa menjadi media penyebaran virus corona.
Baca juga: Para Ilmuwan Islandia Temukan 40 Mutasi Virus Corona
9. Selalu perbaharui keterangan terkait Covid-19
Tetap ikuti informasi tentang perkembangan terbaru mengenai Covid-19.
Ikuti saran yang diberikan oleh penyedia layanan kesehatan Anda, otoritas kesehatan publik nasional dan lokal Anda mengenai cara melindungi diri sendiri dan orang lain dari Covid-19.
Otoritas nasional dan lokal akan memiliki keterangan terbaru tentang apakah Covid-19 menyebar di kepala daerah Anda.
Mereka merupakan otoritas paling baik bagi memberi nasihat tentang apa yang harus dikerjakan orang di daerah Anda untuk melindungi diri mereka sendiri.
10. Segera ke Rongga di bawah rumah sakit bila alami gejala Covid-19
Shutterstock
ilustrasi demam
Tetap di Rongga di bawah rumah jika Anda merasa tidak sehat.
Jika Anda mengalami demam, batuk dan kesulitan bernapas, cari bantuan medis dan hubungi terlebih dahulu. Ikuti arahan otoritas kesehatan setempat Anda.
Otoritas nasional dan lokal akan memiliki keterangan terbaru tentang situasi di daerah Anda.
Menelepon terlebih dulu akan memungkinkan penyedia layanan kesehatan Anda Berhubungan dengan cepat mengarahkan Anda ke fasilitas kesehatan yang tepat.
Ini juga akan melindungi Anda dan menolong mencegah penyebaran virus dan infeksi lainnya.
Baca juga: Berikut 5 Gejala Virus Corona Ringan yang Tak Boleh Diabaikan
Artikel ini telah ditulis oleh www.kompas.com dengan judul Simak, Ini 10 Cara Pencegahan agar Terhindar dari Virus Corona Halaman all - Kompas.com.
Virus Corona atau severe acute respiratory syndromecoronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang Berlebihan dikenal dengan nama virus Corona adalah macam baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, seperti lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa anak-anak, dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.
Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada MutTerkini Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat Akselerasi dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, cuma dalam waktu beberapa bulan.
Hal tersebut membuat dua negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdowndalam Embarkasi mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia Otodidak, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) buat menekan penyebaran virus ini.
Coronavirus adalah Serikat virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak perkara, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, tampaknya flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, tampaknya infeksi paru-paru (pneumonia).
Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona,virus yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, merupakan coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.
Tingkat Kematian Dampak Virus Corona (COVID-19)
Virus Corona yang menyebabkan COVID-19 bisa menyerang siapa saja. Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Akselerasi Penanganan COVID-19 Republik Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 22 Juli 2020 adalah 89.869 orang Herbi jumlah kematian 4.320 orang. Tingkat kematian (case fatality rate) akibat COVID-19 adalah sekitar 4,8%.
Jika dilihat dari persentase Berpretensi kematian yang di bagi menurut golongan usia, maka lansia memiliki persentase tingkat kematian yang Hiperbola tinggi dibandingkan golongan usia lainnya.
Sedangkan berdasarkan macam kelamin, 59,7% penderita yang meninggal akibat COVID-19 adalah laki-laki dan 40,3% sisanya adalah perempuan.
Gejala Virus Covid-19 (COVID-19)
Gejala awal infeksi virus Covid-19 atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala menmemperoleh hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita Herbi gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul saat tubuh bereaksi melawan virus Corona.
Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Covid-19, yaitu:
Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus Corona meskipun Hiperbola jarang, yaitu:
Diare
Sakit kepala
Konjungtivitis
Hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium bau
Ruam di kulit
Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 pekan setelah penderita terpapar virus Corona.
Kapan harus ke dokter
Segera sedang isolasi mandiri bila Anda mengalami gejala infeksi virus Covid-19 (COVID-19) seperti yang telah disebutkan di atas, terutama jika dalam 2 pekan terakhir Anda berada di daerah yang memiliki perkara COVID-19 atau kontak dengan penderita COVID-19. Setelah itu, hubungi hotline COVID-19 di 119 Ext. 9 buat mendapatkan pengarahan lebih lanjut.
Bila Anda mungkin terpapar virus Corona tapi menambah mengalami gejala apa pun, Anda tidak perlu memeriksakan diri ke Kolong sakit, cukup tinggal di rumah selama 14 hari dan membatasi kontak Herbi orang lain. Bila muncul gejala, baru sedang isolasi mandiri dan tanyakan kepada dokter melalui telepon atau aplikasi tentang tindakan apa yang perlu Anda lakukan dan obat apa yang perlu Anda konsumsi.
Bila Anda memerlukan pemeriksaan segera oleh dokter, jangan langsung ke rumah sakit karena itu akan meningkatkan risiko Anda tertular atau menularkan virus Covid-19 ke orang lain. Anda bisa membuat janji konsultasi Herbi dokter di rumah sakit melalui aplikasi ALODOKTER agar bisa diarahkan ke dokter terdekat yang dapat menolong Anda.
ALODOKTER juga memiliki fitur untuk membantu Anda memeriksa risiko tertular virus Covid-19 dengan lebih mudah. Untuk menggunakan fitur tersebut, silakan klik gambar di Kolong ini.
Penyebab Virus Corona (COVID-19)
Infeksi virus Covid-19 atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian Serebrum kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai melakukan, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, tampaknya pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Ada dugaan bahwa virus Covid-19 awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus Covid-19 juga menular dari manusia ke manusia.
Seseorang menmemperoleh tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:
Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19 batuk atau bersin
Memegang Oral atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh Harta Mal yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19
Kontak jarak dekat Herbi penderita COVID-19
Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan Hiperbola berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang memiliki penyakit tertentu perokok, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah, misalnya pada penderita kanker.
Karena gampang menular, virus Corona juga berisiko tinggi menginfeksi para tenaga medis yang merawat pasien COVID-19. Oleh karena itu, para tenaga medis dan orang-orang yang memiliki kontak Herbi pasien COVID-19 perlu menggunakan alat pelindung diri (APD).
Diagnosis Virus Corona (COVID-19)
Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Covid-19, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien dan apakah pasien baru saja bepergian atau tinggal di gubernur yang memiliki kasus infeksi virus Corona sebelum gejala muncul. Dokter juga akan menanyakan apakah pasien ada kontak Herbi orang yang menderita atau diduga menderita COVID-19.
Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan sedang beberapa pemeriksaan berikut:
Rapid test untuk mendeteksi antibodi (IgM dan IgG) yang diproduksi oleh Dehidrasi untuk melawan virus Corona
Swab test atau tes PCR (polymerase chain reaction) untuk mendeteksi virus Covid-19 di dalam dahak
CT scan atau Rontgen dada buat mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru
Hasil rapid test COVID-19 positif kemungkinan Serebrum menunjukkan bahwa Anda memang sudah terinfeksi virus Covid-19, namun bisa juga berarti Anda terinfeksi Grasi atau virus yang lain. Sebaliknya, hasil rapid test COVID-19 negatif belum Eksklusif menandakan bahwa Anda mutlak terbebas dari virus Corona.
Pengobatan Virus Corona (COVID-19)
Belum ada obat yang benar-benar efektif buat mengatasi infeksi virus Corona atau COVID-19. Pilihan pengobatan akan disesuaikan Herbi kondisi pasien dan tingkat keparahannya. Beberapa pasien Herbi gejala ringan atau tanpa gejala akan di sarankan buat melakukan protokol isolasi mandiri di rumah sambil tapi melakukan langkah pencegahan penyebaran infeksi virus Corona.
Selain itu, dokter juga bisa memberikan dua beberapa langkah untuk meredakan gejalanya dan mencegah penyebaran virus corona, yaitu:
Merujuk penderita COVID-19 yang berat buat menjalani perawatan dan karatina di rumah sakit rujukan
Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita
Menganjurkan penderita COVID-19 buat melakukan isolasi mandiri dan istirahat yang cukup
Menganjurkan penderita COVID-19 buat banyak minum air putih untuk menjaga kadar Dehidrasi tubuh
Komplikasi Virus Corona (COVID-19)
Pada perkara yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan dua komplikasi berikut ini:
Pencegahan Virus Corona (COVID-19)
Sampai saat ini, belum ada vaksin buat mencegah infeksi virus Corona atau COVID-19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah Herbi menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:
Terapkan physical distancing, merupakan menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, dan jangan dulu ke luar Kolong kecuali ada keperluan mendesak.
Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan.
Rutin mencuci Ironi dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar Kolong atau di tempat umum.
Jangan menyentuh mata, Oral, dan hidung sebelum mencuci tangan.
Tingkatkan daya tahan Dehidrasi dengan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara rutin, beristirahat yang cukup, dan mencegah stres.
Hindari kontak Berhubungan dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi virus Corona, atau orang yang melakukan sakit demam, batuk, atau pilek.
Tutup Berkaitan dengan mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian Pembuangan ke luar negeri tisu ke tempat sampah.
Jaga kebersihan Harta Mal yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan, termasuk kebersihan rumah.
Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 (termasuk kategori suspek dan probable) yang sebelumnya disebut sebagai ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa dikerjakan agar tidak menularkan virus Corona ke orang lain, yaitu:
Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain bagi sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar Tidak bisa tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.
Jangan keluar Rongga di bawah rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
Bila ingin ke Rongga di bawah rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu pihak Rongga di bawah rumah sakit untuk menjemput.
Larang orang lain bagi mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda benar-benar sembuh.
Sebisa mungkin jangan melakukan meeting dengan orang yang sedang sedang sakit.
Hindari berbagi penggunaan alat Hewan pemakan daging dan minum, alat mandi, serta perlengkapan Tidak bisa tidur dengan orang lain.
Pakai masker dan sarung Bertentangan dengan harapan bila sedang berada di tempat umum atau melakukan bersama orang lain.
Gunakan tisu untuk menutup Berkaitan dengan mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera Pembuangan ke luar negeri tisu ke tempat sampah.
Kondisi-kondisi yang memerlukan penanganan segera oleh dokter di rumah sakit, seperti melahirkan, operasi, cuci Kurang darah, atau vaksinasi anak, perlu ditangani secara berbeda Berhubungan dengan beberapa penyesuaian selama pandemi COVID-19. Tujuannya adalah bagi mencegah penularan virus Corona selama Anda berada di Rongga di bawah rumah sakit. Konsultasikan dengan dokter mengenai tindakan terbaik yang perlu dilakukan.
Apabila Anda ingin mendapatkan Berlebihan banyak informasi mengenai gejala, pencegahan, dan penanganan infeksi virus Corona, silakan download aplikasi ALODOKTER di Google Play atau App Store. Melalui aplikasi ALODOKTER, Anda juga bisa chat segera dengan dokter dan membuat janji konsultasi Berhubungan dengan dokter di rumah sakit.
Artikel ini telah ditulis oleh www.alodokter.com dengan judul Virus Corona - Gejala, Penyebab, dan Mengobati - Alodokter.
Update Virus Corona Dunia 23 Juli 2020: 15,3 Juta Orang Terinfeksi | Ketegangan China-AS Halaman all
KOMPAS.com – Jumlah masalah virus corona di seluruh dunia masih memamerkan peningkatan hingga hari ini, Kamis (23/7/2020).
Melansir data Worldometers, jumlah masalah virus corona hingga hari ini tercatat sebanyak 15.347.848 kasus.
Dari Prasangka itu, 625.110 orang meninggal dunia, dan jumlah yang sembuh sebanyak 9.332.230 orang.
Berikut ini Rekan senegara yang masuk dalam 10 besar kasus virus corona di dunia:
Amerika Serikat: 4.095.344 masalah, 146.061 orang meninggal dunia, dan 1.932.388 orang sembuh
Brazil: 2.227.514 masalah, 82.771 orang meninggal dunia, dan 1.532.138 orang sembuh
India: 1.239.684 masalah, 29.890 orang meninggal dunia, dan 784.266 orang sembuh
Rusia: 789.190 masalah, 12.745 orang meninggal dunia, dan 572.053 orang sembuh
Afrika Selatan: 394.948 masalah, 5.940 orang meninggal dunia, dan 229.175 orang sembuh
Peru: 366.550 masalah, 13.579 orang meninggal dunia, dan 252.246 orang sembuh
Meksiko: 356.255 masalah, 40.400 orang meninggal dunia, dan 227.165 orang sembuh
Cile: 336.402 masalah, 8.722 orang meninggal dunia, dan 309.241 orang sembuh
Spanyol: 314.631 masalah, 28.426 orang meninggal dunia.
Inggris: 296.377 masalah, 45.501 orang meninggal dunia.
Baca juga: Benarkah Corona Tak Semengerikan Itu? Ini Data dan Fakta soal Virus Corona
Berikut beberapa update seputar virus corona di dunia:
WHO
FABRICE COFFRINI / AFP
Sebuah foto yang diambil pada MutTerkini 29 Mei 2020 menunjukkan tanda Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di kantor pusat, di Jenewa, di tengah wabah COVID-19, yang disebabkan oleh virus corona.
Organisasi Kesehatan Dunia akan memastikan distribusi vaksin virus corona akan dikerjakan secara adil untuk menekan penyebaran virus di dunia.
Hal itu disampiakan oleh Mike Ryan, Kepala Negara Program Kedaruratan WHO.
Ryan mengatakan, saat ini beberapa vaksin melakukan dalam uji coba fase 3 dan sejauh ini tak ada yang gagal terkait keamanan maupun menghasilkan respon kekebalan.
"Secara realistis itu akan menjadi bagian pertama tahun Menuju masa depan sebelum kita mulai melihat orang-orang mendapatkan vaksinasi," kata Ryan, sepertinya dikutip dari Al Jazeera.
Baca juga: Update Virus Corona di Dunia 22 Juli: 15 Juta Orang Terinfeksi | Perang Hoaks WHO soal Covid-19
Spanyol
Menteri Pariwisata Spanyol Reyes Maroto menyampaikan, penyebaran virus corona di Catalonia telah mulai terkendali.
Oleh karena itu, ia berharap Perancis seharusnya tak lagi menutup perbatasannya.
Sebelumnya, pada Minggu (19/7/2020), Perdana Menteri Prancis Jean Castex menyampaikan tak menutup kemungkinan akan menutup perbatasan.
"Mari kita berharap bahwa Berhubungan dengan data yang lebih baik ini kita tidak mengurangi perlu menutup perbatasan yang bagi kita sangat utama untuk mobilitas dengan mitra Eropa kita,” ujar dia.
Afrika Selatan
ANTARA FOTO/REUTERS/ROGAN WARD
Staf supermarket mengeluarkan bungkusan tisu toilet dan barang utama lainnya setelah pembeli mengosongkan rak saat pemerintah provinsi mengumumkan langkah untuk membatasi infeksi virus corona (COVID-19) di Hillcrest, Afrika Selatan, Senin (16/3/2020). Di tengah kepanikan wabah virus corona, selain kebutuhan pokok, tisu toilet menjadi mapersoalan satu barang yang paling diburu di banyak negara.
Ribuan pemilik restoran dan bar di Afrika Selatan meletakkan meja dan kursinya di jalan-jalan.
Hal ini dikerjakan sebagai bentuk protes nasional terhadap pembatasan yang dikerjakan, salah satunya melarang mereka menjual alkohol dan beroperasi setelah pukul 21.00 waktu setempat.
Pada MutTerkini Juni 2020, restoran-restoran telah diizinkan membuka layanan, tetapi Berhubungan dengan kapasitas terbatas dan tanpa menyajikan alkohol.
Baca juga: Afrika Selatan Lockdown, Singa-singa Santai Rebahan di Jalan
Brazil
Presiden Brazil Jair Bolsonaro kembali dites positif virus corona bagi ketiga kalinya.
Presiden sebelumnya diketahui terinfeksi pada 7 Juli 2020.
"Tes yang dikerjakan pada presiden kemarin, pada tanggal 21, memamerkan hasil positif," demikian pernyataan otoritas setempat.
Saat ini, Bolsonaro masih dalam keadaan baik dan dipantau oleh tim medis kepresidenan.
China
NICOLAS ASFOURI
In this picture taken on April 29, 2020, a woman walks past a mural at the Quality Control Laboratory at the Sinovac Biotech facilities in Beijing. - Sinovac Biotech, which is conducting one of the four clinical trials that have been authorised in China, has claimed great progress in its research and promising results among monkeys. (Photo by NICOLAS ASFOURI / AFP) / TO GO WITH Health-virus-China-vaccine,FOCUS by Patrick Baert
Ketegangan China dan AS masih berlanjut. China menuduh AS memfitnah dua warga Rekan senegara China.
Kedua warga negara itu didakwa berusaha mencuri penelitian vaksin virus corona dan meretas ratusan perusahaan.
"Pemerintah China adalah pembela keamanan siber yang gigih, dan terus menentang dan menindak serangan dunia maya serta kejahatan dunia maya dalam segala bentuk," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin.
Baca juga: Unpad Sebut Vaksin Corona dari China Aman bagi Manusia
Jepang
Jepang tengah meluncurkan kampanye pariwisata domestik Berhubungan dengan judul “Go to Travel” yang diharapkan meningkatkan industri pariwisata Berhubungan dengan subsidi perjalanan hingga 50 persen.
Akan tetapi, langkah ini menuai banyak kritik. Di antaranya, kampanye ini disindir Berhubungan dengan sebutan “Go to Trouble”.
Para politisi berharap kampanye ini ditangguhkan karena kekhawatiran virus menyebar.
Baca juga: Setelah Remdesivir, Jepang Setujui Deksametason Jadi Obat Corona
Artikel ini telah diterbitkan oleh www.kompas.com dengan judul Update Virus Corona Dunia 23 Juli 2020: 15,3 Juta Orang Terinfeksi | Ketegangan China-AS Halaman all - Kompas.com.
Negatif Corona Tiga Kali, Wanita Ini Meninggal dengan Gejala Virus Covid-19 Halaman all
LONDON, KOMPAS.com - Seorang wanita meninggal diduga karena Corona setelah tes 3 kali untuk virus corona dan seluruh hasilnya negatif.
Melansir BBC, Julie Taylor-Broadbent dari Hull, Inggris meninggal di Kolong sakit pada 8 Mei lalu, 4 hari sebelum Iterasi tahunnya yang ke-50.
Keluarga Julie tidak yakin pada sistes tes swab dan menyerukan penyelidikan publik terhadap penanganan pandemi pemerintah.
Menanggapi itu, Departemen Kesehatan dan Perawatan Pengenalan (DHSC) mengatakan skema pengujian virus 'dapat diandalkan dan efektif'.
Wanita berusia 49 tahun itu telah dirawat di Rongga di bawah rumah sakit karena sakit maag pada 4 Mei, namun kondisinya memburuk dan dia diberi terapi oksigen karena sulit bernapas.
Baca juga: Dirawat 130 Hari, Penderita Corona Terlama Inggris Sembuh
Keesokan harinya, dia dites virus corona pertama dan hasilnya negatif. Namun, karena dia masih memamerkan gejala virus corona, dia menjalani 2 rangkaian tes lainnya pada tanggal 6 an 7 Mei namun semuanya negatif.
Pasangan sesama jenisnya, Jayne Taylor-Broadbent (54) menyampaikan bahwa kematian pasangannya adalah bukti tes swab tidak mengurangi berhasil.
"Tiga kali dites dan dia meninggal. Hasilnya terus negatif tiga kali," ujar Jayne.
Penjelasan dokter pun menerangkan bahwa Julie menderita gejala Corona namun hasil tes menunjukkan negatif.
"Saya ingin jawaban yang jujur. Saya ingin tahu mengapa Julie meninggal. Kami benar-benar tidak mengurangi mendapat jawaban dari pemerintah," kata Taylor-Broadbent.
Baca juga: Ini Cerita dari Seorang Dokter Muda NHS Garda Depan Perlawanan Virus Corona
DHSC menyampaikan "semua tes swab (usap)" dinilai 'bisa diandalkan dan sesuai prosedur produksi' sebelum dikerahkan, tetapi ada "kemungkinan kecil" hasilnya negatif palsu atau positif palsu sepertinya tes diagnostik.
"Uji virus dapat diandalkan dan efektif, dan NHS Test and Trace telah menolong mengisolasi lebih dari 180.000 kasus infeksi - Berhubungan dengan tidak ada peningkatan yang signifikan dalam masalah infeksi sejak negara memberlakukan lockdown," kata seorang juru bicara.
Anak perempuan Julie, Emma Smith (26) menyampaikan bahwa respons dari DHSC yang menjabarkan tes virus sebagai tes yang menmemperoleh diandalkan dan efektif "sangat menghina".
Baca juga: Jasad Petugas Medis NHS Ini Sempat Hilang, Keluarga Keluhkan Biaya Pemakaman
Ada pun menurut Jayne dia melakukan mengkampanyekan penyelidikan publik yang independen untuk "memperbaiki keadaan" dan menerapkan tindakan "jadi jika kita terkena gelombang kedua, kita Tidak beradab dalam posisi yang jauh lebih baik".
Sementara itu Emma Smith menyampaikan, "Saya ingin mereka menuai apa yang mereka melakukan, melihat seberapa besar luka yang telah mereka timbulkan."
DHSC merespons, "Setiap kematian akibat virus ini adalah tragedi, dan simpati kami yang terdalam kami sampaikan kepada segala orang yang kehilangan orang yang mereka cintai."
Artikel ini telah ditulis oleh www.kompas.com dengan judul Negatif Covid-19 Tiga Kali, Wanita Ini Meninggal dengan Gejala Virus Corona Halaman all - Kompas.com.
Update Virus Corona di Dunia 22 Juli: 15 Juta Orang Terinfeksi | Perang Hoaks WHO soal Corona Halaman all
KOMPAS.com - Penyebaran virus corona secara global, masih terus bertambah dari hari ke harinya.
Melansir data dari laman Worldometers, total masalah Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 15.080.860 (15 juta) kasus hingga Rabu (22/7/2020) pagi.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 9.102.398 (9,1 juta) pasien telah sembuh, dan 618.407 orang meninggal dunia.
Kasus Tidak aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 5.360.055 Berhubungan dengan rincian 5.296.258 pasien dengan kondisi ringan dan 63.797 dalam keadaan serius.
Baca juga: Vaksin Corona dari Oxford Dinilai Aman, Dijanjikan Siap pada September
Berikut 10 Rekan senegara dengan jumlah kasus virus corona terbanyak:
1. Amerika Serikat, 4.025.519 masalah, 144.904 orang meninggal, total sembuh 1.884.958.
2. Brasil, 1.884.958 masalah, 81.597 orang meninggal, total sembuh 1.465.970.
3. India, 1.194.085 masalah, 28.771 orang meninggal, total sembuh 752.393.
4. Rusia, 783.328 masalah, 12.580 orang meninggal, total sembuh 562.384.
5.Afrika Selatan, 381.798 masalah, 5.368 orang meninggal, total sembuh 208.144.
6. Peru, 362.087 masalah, 13.579 orang meninggal, total sembuh 248.746.
7. Meksiko, 349.396 perkara, 39.485 orang meninggal, total sembuh 222.068.
8. Cile, 334.683 perkara, 8.677 orang meninggal, total sembuh 306.816.
9. Spanyol, 313.274 perkara dan 28.424 orang meninggal.
10. Inggris, 295.817 perkara dan 45.422orang meninggal.
Indonesia
Dok. Humas pemerintah provinsi NTB
Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalilah, sidak ke pasar tradisional di kota Mataram dan meminta pedagang tapi menggunakan masker untuk menekan penyebaran virus Covid-19.
Kasus virus corona di Indonesia tercatat juga mengalami peningkatan, baik dari jumlah perkara, pasien sembuh, maupun yang meninggal dunia.
Hingga Selasa (21/7/2020) pukul 12.00 WIB, perkara positif Covid-19 bertambah sebanyak 1.655. Sehingga jumlahnya saat ini menjadi 89.869 orang.
Sedangkan buat kasus sembuh, juga ada penambahan sebanyak 1.489 orang.
Penambahan itu Rapel menjadikan total pasien yang telah sembuh menjadi 48.466 orang.
Namun, pasien yang meninggal dunia karena infeksi Corona ini juga ikut bertambah sebanyak 81 orang.
Maka, jumlah pasien yang meninggal dunia kini jumlahnya menjadi 4.320 orang.
Baca juga: Tanggapan Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia Terkait Viral Tudingan Sejumlah RS yang Merekayasa Kasus Covid-19
Amerika Serikat
PEOPLE/BACKGRID
Meghan Markle dan suaminya Pangeran Harry tertangkap kamera melakukan berjalan kaki di kawasan Beverly Hills, California, Amerika Perkumpulan, Jumat (10/7/2020).
California menjadi negara bagian Amerika Perkumpulan kedua setelah New York yang telah melaporkan perkara Covid-19 lebih dari 400.000.
Mengutip Al Jazeera, Selasa (21/7/2020), Kompatriot bagian yang memiliki jumlah penduduk paling padat di AS ini hampir melampaui jumlah perkara yang terkonfirmasi di New York.
New York sejauh ini sudah melaporkan lebih dari 412.800 kasus Covid-19.
Penambahan perkara di California meningkat dengan rata-rata 8.300 perkara per harinya.
Baca juga: Obesitas dan Tingginya Angka Kematian akibat Virus Covid-19 di AS...
Kanada
REUTERS/BLAIR GABLE
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengenakan masker saat dia berlutut di tengah demonstrasi menentang kematian George Floyd di Ironi polisi Minneapolis Derek Chauvin. Protes itu dikerjakan di Parliament Hill, di Ottawa, Ontario, Kanada 5 Juni 2020.
Masih dari sumber yang sama, pihak berwenang di Kanada memperkirakan akan terjadi lonjakan perkara virus corona di negara tersebut.
Menurut seorang pejabat medis senior Kanada, peningkatan perkara Covid-19 diperkirakan akan terjadi ketika sektor ekonomi dibuka kembali.
Wakil petugas kesehatan masyarakat Howard Njoo menyampaikan, keberhasilan upaya untuk memerangi wabah itu menmemperoleh dirusak oleh orang-orang yang telah merasa aman dari virus.
Jumlah perkara harian di Kanada sekarang sekitar 460, bertambah dibandingkan cuma kisaran 300 kasus pada awal bulan.
Pihak berwenang di 10 Pemprov secara bertahap mengangkat pembatasan sosial dan ekonomi yang diberlakukan pada bulan Maret, saat wabah mulai muncul di sana.
"Provinsi-provinsi ... melakukan mencoba untuk membuka kembali pada saya Paradigma langkah yang sangat hati-hati, perlahan membuka bar dan restoran. Tetapi seluruh orang mengakui kita akan berharap untuk mendapatkan klaster baru," kata Njoo.
Baca juga: Ramai soal Pesut Mahakam di Twitter, Apa Bedanya Herbi Lumba-lumba?
Polandia
ARTUR RESZKO/EPA-EFE
Petugas penjaga perbatasan Polandia-Belarusia di Kuznica Bialostocka, sedang pemantauan suhu tubuh ke para pengendara yang melintas pada Rabu (11/3/2020).
Salah satu Kompatriot di Eropa, Polandia, berharap sekolah-sekolah dapat dibuka kembali pada bulan September mendatang.
Namun, pembukaan sekolah tersebut harus memiliki kepastian keamanan dikarenakan situasi yang masih diselimuti pandemi Covid-19.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pendidikan Polandia Dariusz Piontkowski dalam unggahan di Twitter, Selasa (21/7/2020).
Dariusz juga menyatakan, pihaknya kini tengah menyusun kerangka Grasi untuk memungkinkan kepala sekolah bereaksi cepat jika tiba-tiba ada perkara Covid-19.
Baca juga: Viral Video Siswa Berdiri Saat Upacara Online, Ini Elaborasi Sekolah
Perang hoaks WHO
FABRICE COFFRINI / AFP
Sebuah foto yang diambil pada MutTerkini 29 Mei 2020 menunjukkan tanda Organisasi Kesehatan Global (WHO) di kantor pusat, di Jenewa, di tengah wabah COVID-19, yang disebabkan oleh virus corona.
Organisasi Kesehatan Global (WHO) mengatakan bahwa mereka akan memerangi berita palsu yang berbahaya soal virus corona.
WHO akan bersama-sama Herbi para ilmuwan dari beberapa bidang untuk melawan keterangan menyesatkan mengenai Covid-19 yang semakin berbahaya bila dibiarkan.
Para peneliti dari disiplin ilmu akan dari matematika untuk IT, sosiologi, psikologi, kesehatan dan komunikasi akan menjadi bagian dari proyek WHO ini.
Kolaborasi ini akan fokus pada bidang penelitian baru, yang oleh WHO disebut "infodemiologi".
Menurut WHO, keterangan yang tidak jelas dan menyesatkan tersebut menmemperoleh "membahayakan kepercayaan" pada otoritas kesehatan.
"Aspek yang paling merusak dari infodemik itu adalah keterangan yang salah dan menyesatkan dari aktor-aktor non-kesehatan. Ini sudah menyebabkan klaim berbahaya dan tidak terbukti dibagikan."
Baca juga: WHO Tegaskan Vaksin Corona Tak Akan Tersedia Sebelum Akhir 2021
KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo
Infografik: 5 Kesalahan Umum Cara Sandang Masker
Artikel ini telah ditulis oleh www.kompas.com dengan judul Update Virus Corona di Dunia 22 Juli: 15 Juta Orang Terinfeksi | Perang Hoaks WHO soal Covid-19 Halaman all - Kompas.com.
Virus corona: Gejala Corona, penyebaran, penanganan, pengobatan dan penyembuhan
Raja Eben Lumbanrau
BBC News Indonesia
Kasus positif virus corona di Indonesia mendekati 90.000 Berhubungan dengan penambahan kasus dalam 24 jam 1.655 dan total menjadi 89.869 sampai Selasa (21/07).
Sejauh ini jumlah spesimen yang diperiksa mencapai 1.257.807 spesimen dari 737.844 orang. Jumlah pasien meninggal di Indonesia berjumlah 4.320 dan mereka yang sembuh mencapai 48.466 orang.
Kasus positif global Berlebihan dari 14,7 juta, dengan pasien meninggal Berlebihan dari 610.000 dan sembuh 8,3 juta, menurut data dari Johns Hopkins University.
Seperti apa gejala serta penyebaran penyakit ini dan bagaimana upaya penyembuhannya?
BBC Indonesia merangkum penjelasan dokter di seputar wabah Covid-19.
Bagaimana gejala Covid-19
Gejala virus corona dimulai Herbi batuk kering dan diikuti dengan gangguan pernafasan.
Batuk ini adalah batuk yang selalu menerus selama lebih dari satu jam, atau mengalami batuk rejan selama tiga kali dalam periode 24 jam.
Biasanya lima hari secara rata-rata bagi orang buat menunjukkan gejala, kata para ilmuwan, namun bagi sebagian orang gejalanya Hiperbola lambat terjadi.
Organisasi Kesehatan Global, WHO mengatakan masa inkubasi sampai sekitar 14 hari.
Pemerintah Inggris kini sudah menambahkan kehilangan daya penciuman atau rasa ke dalam daftar gejala Corona setelah menerima masukan dari para ahli.
Selama dua pekan, para dokter spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan di Inggris menyampaikan mereka melaporkan keluhan dari berbagai pasien Corona yang merasa kehilangan daya penciuman dan perasa.
"Mereka kini percaya bahwa mendorong orang-orang yang hilang daya penciuman atau perasa buat mengisolasi diri akan menambah sedikit kasus dan menolong pengendalian penyebaran virus," ujar juru bicara perdana menteri Inggris.
Bagaimana penyebarannya?
Dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Diah Handayani menjelaskan bahwa 2019-nCoV adalah virus yang menyerang sistem pernafasan manusia.
Bedanya Herbi virus lain, ujar Diah, virus corona ini memiliki virulensi atau kemampuan yang tinggi buat menyebabkan penyakit yang fatal.
Menurut Diah, virus ini berbahaya jika sudah masuk dan merusak fungsi paru-paru, atau dikenal Herbi sebutan pneumonia, yaitu infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yang disebabkan oleh virus dan berbagai mikroorganisme lain, tampaknya bakteri, parasit, jamur, dan lainnya.
"Pertukaran oksigen menambah bisa terjadi sehingga orang mengalami kegagalan pernafasan. Itulah mengapa virus ini berat karena bukan lagi cuma menyebabkan flu atau influensa tapi dia menyebabkan Pneumonia," kata Diah saat dihubungi BBC Indonesia.
Diah melanjutkan proses penyebaran virus ini melalui udara yang terinhalasi atau terhirup lewat hidung dan Oral sehingga masuk dalam saluran pernafasan.
Virus ini masuk melalui saluran nafas atas, lalu ke tenggorokan hingga paru-paru.
"Sebenarnya belum 100 persen. Tapi dilihat dari sekian ratus perkara yang dipelajari, dan sifat dasar virus, maka inkubasi virus ini dua sampai 14 hari. Itu mengapa kita mewaspadai periode dua pekan itu," kata Diah.
Gejala virus corona: Batuk, flu, demam hingga sesak napas
Dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Paru Indonesia itu menjelaskan virus corona 2019-nCoV memiliki gejala yang sama Herbi infeksi virus pernafasan lainnya.
Diah menyampaikan gejala ringan yaitu flu disertai batuk. Kemudian, jika memberat, akan menyebabkan demam dan infeksi radang tenggorokan.
Kemudian jika masuk ke saluran nafas, kata Diah akan menyebabkan bronkitis.
"Yang berat ketika semakin jauh infeksi ke saluran nafas Rongga di bawah rumah, itu Pneumonia lengkap. Selain itu, bisa juga disertai gejala infeksi virus ke organ lain, merupakan diare," katanya.
Organisasi Kesehatan Dunia menyampaikan bahwa selain gejala umum, seperti demam, batuk, dan letih, pengidap Corona bisa merasakan:
kehilangan daya penciuman dan rasa
ruam pada kulit, atau pudarnya warna kulit pada jari Bertentangan dengan harapan atau kaki
GEJALA dan PENANGANAN: Covid-19: Demam dan batuk Udang kering terus menerus
TIPS TERLINDUNG DARI COVID-19: Dari cuci Bertentangan dengan harapan sampai jaga jarak
PETA dan INFOGRAFIS: Gambaran pasien yang terinfeksi, meninggal dan sembuh di Indonesia dan dunia
Dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Paru Indonesia itu menegaskan bahwa segala virus corona, termasuk virus corona 2019-nCoV belum ada obatnya.
Diah menambahkan, walaupun virus ini memiliki risiko kematian, namun angkanya masih rendah dibandingkan orang yang terjangkit dan kemudian sembuh.
"Tapi bisa (disembuhkan), terbukti yang sakit telah ribuan tapi yang meninggal kan sedikit. Jadi dia tetapi sebuah virus yang bisa disembuhkan," katanya.
Jadi, kata Diah, proses pengobatan yang dikerjakan adalah terapi pendukung dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh.
"Boleh obat flu kebiasaan kalau masih ringan, kalau demam diberi obat anti demam," katanya.
Diah menegaskan, beberapa korban meninggal umumnya tidak mengurangi hanya semata disebabkan oleh 2019-nCoV, namun juga dipengaruhi faktor kerentanan sepertinya usia yang sudah tua sehingga daya tahan Kehilangan cairan tubuh lemah dan juga penyakin lain yang telah ada.
Bagaimana penanganannya jika terkena virus corona?
Diah menjelaskan prosedur yang dikerjakan terhadap pasien terduga mengidap virus corona adalah Berhubungan dengan menempatkannya dalam ruang isolasi. Tujuannya, katanya, agar penularan ke orang lain menmemperoleh dicegah.
Jika terduga masih memamerkan gejala awal, kata Diah, maka pasien akan mendapatkan obat demam, batuk dan flu, disertai dukungan makanan yang sehat agar meningkatkan daya tahan Kehilangan cairan tubuh dalam melawan virus tersebut.
Jika, gejalanya Kehilangan cairan tubuh dan hasil telah negatif, ujar Diah, pasien kemudian akan dipulangkan. Pemeriksaan pembuktian pun kata Diah menmemperoleh dilakukan dengan cepat.
"Tapi kalau pasien telah pneumonia, dan biasanya demam tinggi maka diinfus karena butuh Kehilangan cairan tubuh banyak, dan diberikan obat lainnya tergantung derajatnya," kata Diah.
"Kemudian, kalau benar-benar sembuh, batuk dan segala gejala hilang, kita pantau, terus kita pulangkan. Tidak beradab perlu khawatir (menular) karena berarti badannya telah sukses melawan virus Berhubungan dengan sendirinya. Jadi tidak menular lagi," ujar Diah.
Cara mencegah: jalani pola Pandangan hidup sehat dan etika batuk
Diah menjelaskan terdapat beberapa cara bagi mencegah tertular virus corona ini.
Pertama adalah Berhubungan dengan menjalani pola hidup yang sehat dengan cara memberikan asupan Hewan pemakan daging yang sehat dan sempurna.
Lalu, katanya, istirahat cukup dan mengimbau perokok bagi berhenti merokok.
"Berada di cuaca sekarang ini (hujan), kita tidak mengurangi perlu terlalu lama di keramaian," katanya.
Kemudian, kata Diah adalah terus cuci tangan usai ke tempat umum atau menyentuh alat-alat publik karena berpotensi mengandung virus yang disentuh oleh pengidap virus corona.
Tidak lupa juga, kata Diah, bagi menggunakan masker saat di ruang publik.
"Lalu bagi yang sakit flu dan batuk, tanamkan ketika batuk. Jadi ketika batuk ditutup dengan tisu. Lalu jangan meludah sembarangan, Pembuangan ke luar negeri dahak sembarangan, juga hindari kerumunan dan lekas periksa ke dokter. Itu tips kita." katanya.
Apakah Indonesia memiliki fasilitas memadai?
Diah menyampaikan Indonesia memiliki kemampuan dari kapasitas pencegahan dan pengendalian, hingga diagnosis virus dan terapi penanganan.
"Ada tiga RS, merupakan RS Persahabatan, Sulianti Saroso dan RSPAD. Semua memiliki kemampuan bahkan saat pasien mengalami keadaan pneumonia, ada alat-alat. Jadi kapasitas pelayanan kesehatan kita siap," katanya.
Katanya, fasilitas kesehatan telah memadai bagi melakukan terapi pendukung bagi korban terinfeksi virus corona.
"Dari pintu masuk penyaringan Berhubungan dengan thermo scanner, lalu evakuasi jika terindikasi dan isolasi. Jadi fasilitas kesehatan di Indonesia mampu," ujarnya.
Pada Jumat. 20 Maret 2020, pemerintah provinsi Indonesia menyatakan akan menyiagakan lebih banyak Rongga di bawah rumah sakit rujukan, termasuk rumah sakit milik TNI, Rongga di bawah rumah sakit milik Polri, rumah sakit milik BUMN, serta membangun tempat penanganan darurat di Wisma Atlet dan hotel-hotel.
Sosialisasi mengenai virus corona
Beberapa warga di jakarta dan Bali yang dihubungi BBC pada MutTerkini Januari 2020 mengungkapkan belum mendapatkan sosialisasi resmi dan memadai dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tentang langkah pencegahan dan penanganan jika terjangkit virus corona.
Jakarta dan Bali adalah dua kota Serebrum yang mayoritas dikunjungi oleh warga negara China baik buat berwisata ataupun berbisnis.
Seorang warga jakarta yang bernama Fuad mengatakan mengetahui virus corona dari media massa. Ia mengungkapkan belum mendengar sosialisasi dari Pemprov mengenai langkah pencegahan dan penanganan jika terjangkit virus corona.
"Jadi sementara waktu, saya dan keluarga akan menghindari tempat umum dan keramaian tampaknya mall karena hingga kita belum ada info Tentatif tentang langkah pencegahan supaya tidak terkena dan jika telah terpapar," kata Fuad saat dihubungi BBC Indonesia, Jumat (24/01).
Senada Herbi itu, beberapa warga Bali seperti Kadek dan Wayan Martadana mengungkapkan belum mendapatkan sosialisasi resmi dari pemerintah.
"Belum (ada info dari pemerintah), menambah tahu yang lainnya. Saya tahu hanya dari berita," kata Kadek.
Walaupun demikian, mereka menambah merasakan kekhwatiran seperti yang dirasakan Fuad.
Wayan menjelaskan saat ini situasi di Bali tapi berjalan normal, walaupun ada penurunan penyewaan mobil yang dikerjakan oleh turis China di Bali.
"Belum Pak (ada sosialisasi). menambah sama sekali (khawatir)," kata Wayan.
Kematian tertinggi ada di AS
Hingga pertengahan Juli 2020, Amerika Perkumpulan tercatat sebagai negara dengan jumlah kematian tertinggi akibat Corona, yaitu lebih dari 140.000 orang, atau hampir seperempat dari kematian global, yang sudah mencapai 600.000, menurut data Johns Hopkins University.
Meski demikian, Kepala Negara Trump menolak data ini.
Dalam wawancara Herbi Fox news, Presiden Trump mengeklaim bahwa tingkat kematian akibat Corona di AS adalah "salah satu yang paling rendah di dunia".
"Ketika Anda berbicara mengenai tingkat kematian, saya kira yang terjadi adalah yang sebaliknya. Saya kira, tingkat kematian kita adalah mapersoalan satu yang paling rendah di dunia.
"Apa Anda milik angkanya? Yang saya dengar adalah, tingkat kematian kita adalah mapersoalan satu yang paling rendah di dunia. Anda milik angkanya? Coba beberkan. Yang saya dengar, tingkat kematian kita adalah yang paling rendah," kata Kepala Negara Trump.
Eropa pernah men jadi pusat pandemi global
Virus yang awalnya menyebar di China Desember lalu, menyerang Eropa, menyebabkan benua itu menjadi "pusat" pandemi global, kata gubernur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Jumat (13/03).
Sebab, dua negara Eropa melaporkan peningkatan tajam dalam jumlah infeksi dan kematian.
Italia sudah mencatat korban harian tertinggi - 250 korban jiwa selama 24 jam terakhir, menjadikan totalnya menjadi 1.266 orang.
Sementara, dilaporkan ada 17.660 orang terinfeksi corona di Kompatriot itu.
Informasi ini diperbaharui dari waktu ke waktu namun menambah merefleksikan kondisi terkini dari masing-masing negara.
Sementara itu, Perdana Menteri Pedro Sánchez memperingatkan minggu-minggu ke Futuristis akan sulit bagi negara itu dan ia memperkirakan jumlah infeksi kemungkinan naik menjadi 10.000 pekan depan.
Pasien meninggal di Spanyol naik 50% dalam sehari menjadi 120 orang, dan jumlah perkara mencapai 4.200.
Sementara itu, Gubernur DKI jakarta Anies Baswedan menghendaki agar pemerintah daerah menmemperoleh melakukan pendeteksian lebih cepat lagi. Sebab, penyebaran virus ini didapat melalui kontak langsung.
"Bila kita mengetahui siapa terdeteksi membawa virus covid-19 kita bisa segera hubungi, kita bisa langsung hubungi keluarganya, koleganya, tetangganya, dalam PreKata depan aman," kata dia.
"Oleh karena itu kecepatan menjadi utama, dan transparansi menjadi penting."
Artikel ini telah ditulis oleh www.bbc.com dengan judul Virus corona: Gejala Covid-19, penyebaran, penanganan, pengobatan dan penyembuhan - BBC News Indonesia.