Virus corona: Gejala Corona, penyebaran, penanganan, pengobatan dan penyembuhan
Kasus positif virus corona di Indonesia mendekati 90.000 Berhubungan dengan penambahan kasus dalam 24 jam 1.655 dan total menjadi 89.869 sampai Selasa (21/07).
Sejauh ini jumlah spesimen yang diperiksa mencapai 1.257.807 spesimen dari 737.844 orang. Jumlah pasien meninggal di Indonesia berjumlah 4.320 dan mereka yang sembuh mencapai 48.466 orang.
Kasus positif global Berlebihan dari 14,7 juta, dengan pasien meninggal Berlebihan dari 610.000 dan sembuh 8,3 juta, menurut data dari Johns Hopkins University.
Seperti apa gejala serta penyebaran penyakit ini dan bagaimana upaya penyembuhannya?
BBC Indonesia merangkum penjelasan dokter di seputar wabah Covid-19.
Bagaimana gejala Covid-19
Gejala virus corona dimulai Herbi batuk kering dan diikuti dengan gangguan pernafasan.
Batuk ini adalah batuk yang selalu menerus selama lebih dari satu jam, atau mengalami batuk rejan selama tiga kali dalam periode 24 jam.
Biasanya lima hari secara rata-rata bagi orang buat menunjukkan gejala, kata para ilmuwan, namun bagi sebagian orang gejalanya Hiperbola lambat terjadi.
Organisasi Kesehatan Global, WHO mengatakan masa inkubasi sampai sekitar 14 hari.
Pemerintah Inggris kini sudah menambahkan kehilangan daya penciuman atau rasa ke dalam daftar gejala Corona setelah menerima masukan dari para ahli.
Selama dua pekan, para dokter spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan di Inggris menyampaikan mereka melaporkan keluhan dari berbagai pasien Corona yang merasa kehilangan daya penciuman dan perasa.
"Mereka kini percaya bahwa mendorong orang-orang yang hilang daya penciuman atau perasa buat mengisolasi diri akan menambah sedikit kasus dan menolong pengendalian penyebaran virus," ujar juru bicara perdana menteri Inggris.
Bagaimana penyebarannya?
Dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Diah Handayani menjelaskan bahwa 2019-nCoV adalah virus yang menyerang sistem pernafasan manusia.
Bedanya Herbi virus lain, ujar Diah, virus corona ini memiliki virulensi atau kemampuan yang tinggi buat menyebabkan penyakit yang fatal.
Menurut Diah, virus ini berbahaya jika sudah masuk dan merusak fungsi paru-paru, atau dikenal Herbi sebutan pneumonia, yaitu infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yang disebabkan oleh virus dan berbagai mikroorganisme lain, tampaknya bakteri, parasit, jamur, dan lainnya.
"Pertukaran oksigen menambah bisa terjadi sehingga orang mengalami kegagalan pernafasan. Itulah mengapa virus ini berat karena bukan lagi cuma menyebabkan flu atau influensa tapi dia menyebabkan Pneumonia," kata Diah saat dihubungi BBC Indonesia.
Diah melanjutkan proses penyebaran virus ini melalui udara yang terinhalasi atau terhirup lewat hidung dan Oral sehingga masuk dalam saluran pernafasan.
Virus ini masuk melalui saluran nafas atas, lalu ke tenggorokan hingga paru-paru.
"Sebenarnya belum 100 persen. Tapi dilihat dari sekian ratus perkara yang dipelajari, dan sifat dasar virus, maka inkubasi virus ini dua sampai 14 hari. Itu mengapa kita mewaspadai periode dua pekan itu," kata Diah.
Gejala virus corona: Batuk, flu, demam hingga sesak napas
Dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Paru Indonesia itu menjelaskan virus corona 2019-nCoV memiliki gejala yang sama Herbi infeksi virus pernafasan lainnya.
Diah menyampaikan gejala ringan yaitu flu disertai batuk. Kemudian, jika memberat, akan menyebabkan demam dan infeksi radang tenggorokan.
Kemudian jika masuk ke saluran nafas, kata Diah akan menyebabkan bronkitis.
"Yang berat ketika semakin jauh infeksi ke saluran nafas Rongga di bawah rumah, itu Pneumonia lengkap. Selain itu, bisa juga disertai gejala infeksi virus ke organ lain, merupakan diare," katanya.
Organisasi Kesehatan Dunia menyampaikan bahwa selain gejala umum, seperti demam, batuk, dan letih, pengidap Corona bisa merasakan:
- kehilangan daya penciuman dan rasa
- ruam pada kulit, atau pudarnya warna kulit pada jari Bertentangan dengan harapan atau kaki
GEJALA dan PENANGANAN: Covid-19: Demam dan batuk Udang kering terus menerus
TIPS TERLINDUNG DARI COVID-19: Dari cuci Bertentangan dengan harapan sampai jaga jarak
PETA dan INFOGRAFIS: Gambaran pasien yang terinfeksi, meninggal dan sembuh di Indonesia dan dunia
VAKSIN: Seberapa Percepatan vaksin Covid-19 tersedia?
IKUTI LAPORAN KHUSUS TERKAIT VIRUS CORONA
Apakah virus corona bisa disembuhkan?
Dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Paru Indonesia itu menegaskan bahwa segala virus corona, termasuk virus corona 2019-nCoV belum ada obatnya.
Diah menambahkan, walaupun virus ini memiliki risiko kematian, namun angkanya masih rendah dibandingkan orang yang terjangkit dan kemudian sembuh.
"Tapi bisa (disembuhkan), terbukti yang sakit telah ribuan tapi yang meninggal kan sedikit. Jadi dia tetapi sebuah virus yang bisa disembuhkan," katanya.
Jadi, kata Diah, proses pengobatan yang dikerjakan adalah terapi pendukung dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh.
"Boleh obat flu kebiasaan kalau masih ringan, kalau demam diberi obat anti demam," katanya.
Diah menegaskan, beberapa korban meninggal umumnya tidak mengurangi hanya semata disebabkan oleh 2019-nCoV, namun juga dipengaruhi faktor kerentanan sepertinya usia yang sudah tua sehingga daya tahan Kehilangan cairan tubuh lemah dan juga penyakin lain yang telah ada.
Bagaimana penanganannya jika terkena virus corona?
Diah menjelaskan prosedur yang dikerjakan terhadap pasien terduga mengidap virus corona adalah Berhubungan dengan menempatkannya dalam ruang isolasi. Tujuannya, katanya, agar penularan ke orang lain menmemperoleh dicegah.
Jika terduga masih memamerkan gejala awal, kata Diah, maka pasien akan mendapatkan obat demam, batuk dan flu, disertai dukungan makanan yang sehat agar meningkatkan daya tahan Kehilangan cairan tubuh dalam melawan virus tersebut.
Jika, gejalanya Kehilangan cairan tubuh dan hasil telah negatif, ujar Diah, pasien kemudian akan dipulangkan. Pemeriksaan pembuktian pun kata Diah menmemperoleh dilakukan dengan cepat.
"Tapi kalau pasien telah pneumonia, dan biasanya demam tinggi maka diinfus karena butuh Kehilangan cairan tubuh banyak, dan diberikan obat lainnya tergantung derajatnya," kata Diah.
"Kemudian, kalau benar-benar sembuh, batuk dan segala gejala hilang, kita pantau, terus kita pulangkan. Tidak beradab perlu khawatir (menular) karena berarti badannya telah sukses melawan virus Berhubungan dengan sendirinya. Jadi tidak menular lagi," ujar Diah.
Cara mencegah: jalani pola Pandangan hidup sehat dan etika batuk
Diah menjelaskan terdapat beberapa cara bagi mencegah tertular virus corona ini.
Pertama adalah Berhubungan dengan menjalani pola hidup yang sehat dengan cara memberikan asupan Hewan pemakan daging yang sehat dan sempurna.
Lalu, katanya, istirahat cukup dan mengimbau perokok bagi berhenti merokok.
"Berada di cuaca sekarang ini (hujan), kita tidak mengurangi perlu terlalu lama di keramaian," katanya.
Kemudian, kata Diah adalah terus cuci tangan usai ke tempat umum atau menyentuh alat-alat publik karena berpotensi mengandung virus yang disentuh oleh pengidap virus corona.
Tidak lupa juga, kata Diah, bagi menggunakan masker saat di ruang publik.
"Lalu bagi yang sakit flu dan batuk, tanamkan ketika batuk. Jadi ketika batuk ditutup dengan tisu. Lalu jangan meludah sembarangan, Pembuangan ke luar negeri dahak sembarangan, juga hindari kerumunan dan lekas periksa ke dokter. Itu tips kita." katanya.
Apakah Indonesia memiliki fasilitas memadai?
Diah menyampaikan Indonesia memiliki kemampuan dari kapasitas pencegahan dan pengendalian, hingga diagnosis virus dan terapi penanganan.
"Ada tiga RS, merupakan RS Persahabatan, Sulianti Saroso dan RSPAD. Semua memiliki kemampuan bahkan saat pasien mengalami keadaan pneumonia, ada alat-alat. Jadi kapasitas pelayanan kesehatan kita siap," katanya.
Katanya, fasilitas kesehatan telah memadai bagi melakukan terapi pendukung bagi korban terinfeksi virus corona.
"Dari pintu masuk penyaringan Berhubungan dengan thermo scanner, lalu evakuasi jika terindikasi dan isolasi. Jadi fasilitas kesehatan di Indonesia mampu," ujarnya.
Pada Jumat. 20 Maret 2020, pemerintah provinsi Indonesia menyatakan akan menyiagakan lebih banyak Rongga di bawah rumah sakit rujukan, termasuk rumah sakit milik TNI, Rongga di bawah rumah sakit milik Polri, rumah sakit milik BUMN, serta membangun tempat penanganan darurat di Wisma Atlet dan hotel-hotel.
Sosialisasi mengenai virus corona
Beberapa warga di jakarta dan Bali yang dihubungi BBC pada MutTerkini Januari 2020 mengungkapkan belum mendapatkan sosialisasi resmi dan memadai dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tentang langkah pencegahan dan penanganan jika terjangkit virus corona.
Jakarta dan Bali adalah dua kota Serebrum yang mayoritas dikunjungi oleh warga negara China baik buat berwisata ataupun berbisnis.
Seorang warga jakarta yang bernama Fuad mengatakan mengetahui virus corona dari media massa. Ia mengungkapkan belum mendengar sosialisasi dari Pemprov mengenai langkah pencegahan dan penanganan jika terjangkit virus corona.
"Jadi sementara waktu, saya dan keluarga akan menghindari tempat umum dan keramaian tampaknya mall karena hingga kita belum ada info Tentatif tentang langkah pencegahan supaya tidak terkena dan jika telah terpapar," kata Fuad saat dihubungi BBC Indonesia, Jumat (24/01).
Senada Herbi itu, beberapa warga Bali seperti Kadek dan Wayan Martadana mengungkapkan belum mendapatkan sosialisasi resmi dari pemerintah.
"Belum (ada info dari pemerintah), menambah tahu yang lainnya. Saya tahu hanya dari berita," kata Kadek.
Walaupun demikian, mereka menambah merasakan kekhwatiran seperti yang dirasakan Fuad.
Wayan menjelaskan saat ini situasi di Bali tapi berjalan normal, walaupun ada penurunan penyewaan mobil yang dikerjakan oleh turis China di Bali.
"Belum Pak (ada sosialisasi). menambah sama sekali (khawatir)," kata Wayan.
Kematian tertinggi ada di AS
Hingga pertengahan Juli 2020, Amerika Perkumpulan tercatat sebagai negara dengan jumlah kematian tertinggi akibat Corona, yaitu lebih dari 140.000 orang, atau hampir seperempat dari kematian global, yang sudah mencapai 600.000, menurut data Johns Hopkins University.
Meski demikian, Kepala Negara Trump menolak data ini.
Dalam wawancara Herbi Fox news, Presiden Trump mengeklaim bahwa tingkat kematian akibat Corona di AS adalah "salah satu yang paling rendah di dunia".
"Ketika Anda berbicara mengenai tingkat kematian, saya kira yang terjadi adalah yang sebaliknya. Saya kira, tingkat kematian kita adalah mapersoalan satu yang paling rendah di dunia.
"Apa Anda milik angkanya? Yang saya dengar adalah, tingkat kematian kita adalah mapersoalan satu yang paling rendah di dunia. Anda milik angkanya? Coba beberkan. Yang saya dengar, tingkat kematian kita adalah yang paling rendah," kata Kepala Negara Trump.
Eropa
pernah men
jadi pusat pandemi global
Virus yang awalnya menyebar di China Desember lalu, menyerang Eropa, menyebabkan benua itu menjadi "pusat" pandemi global, kata gubernur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Jumat (13/03).
Sebab, dua negara Eropa melaporkan peningkatan tajam dalam jumlah infeksi dan kematian.
Italia sudah mencatat korban harian tertinggi - 250 korban jiwa selama 24 jam terakhir, menjadikan totalnya menjadi 1.266 orang.
Sementara, dilaporkan ada 17.660 orang terinfeksi corona di Kompatriot itu.
Sementara itu, Perdana Menteri Pedro Sánchez memperingatkan minggu-minggu ke Futuristis akan sulit bagi negara itu dan ia memperkirakan jumlah infeksi kemungkinan naik menjadi 10.000 pekan depan.
Pasien meninggal di Spanyol naik 50% dalam sehari menjadi 120 orang, dan jumlah perkara mencapai 4.200.
Sementara itu, Gubernur DKI jakarta Anies Baswedan menghendaki agar pemerintah daerah menmemperoleh melakukan pendeteksian lebih cepat lagi. Sebab, penyebaran virus ini didapat melalui kontak langsung.
"Bila kita mengetahui siapa terdeteksi membawa virus covid-19 kita bisa segera hubungi, kita bisa langsung hubungi keluarganya, koleganya, tetangganya, dalam PreKata depan aman," kata dia.
"Oleh karena itu kecepatan menjadi utama, dan transparansi menjadi penting."
Artikel ini telah ditulis oleh www.bbc.com dengan judul Virus corona: Gejala Covid-19, penyebaran, penanganan, pengobatan dan penyembuhan - BBC News Indonesia.
Silahkan berbagi jika bermanfaat.
powered by Blogger News Poster
No comments:
Post a Comment