Tuesday, August 25, 2020

Mengenal Virus Corona, Teror Wabah setelah SARS dan MERS - Tirto.ID



Mengenal Virus Covid-19, Teror Wabah setelah SARS dan MERS




Gejala virus korona mirip Herbi pneumonia dan hingga kini belum ada vaksin.



tirto.id

-


Ramy Inocencio

dari


CBS News

bercerita bagaimana penduduk Wuhan, sebuah kota di Cina Herbi penduduk 11 juta orang, geger setelah banyak orang serentak jatuh sakit setelah mengunjungi pasar grosir makanan laut Hua Nan. Jumlah penderita meningkat cepat. Anehnya, sebagian Otak besar dari mereka tak pernah mengunjungi pasar.


Pasar tersebut akhirnya ditutupi pada 1 Januari 2020 untuk sanitasi dan desinfeksi.


Sepanjang 31 Desember 2019 sampai 5 Januari 2020, 59 orang dirawat di Rongga di bawah rumah sakit dengan gejala pneumonia--infeksi pada jaringan dan kantung udara di paru-paru. 7 orang di antaranya kritis, 2 lain meninggal pada 16 dan 17 Januari.


Jumlah korban jiwa mencapai 9 orang pada Rabu (22/1/2020).


Pangkal musababnya akhirnya diketahui: Novel Coronavirus (2019-nCoV), macam virus baru yang satu keluarga dengan virus penyebab SARS dan MERS. Orang yang terinfeksi virus ini akan memiliki gejala mirip pneumonia.


Presiden Cina Xi Jinping, dalam komentar publik pertamanya mengenai wabah tersebut, mengatakan para korban itu benar-benar "terkontaminasi" Corona.


Virus macam ini biasanya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, khusus masalah ini, penularan terjadi dari manusia ke manusia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut ada beberapa virus Corona yang diketahui beredar pada hewan dan belum ditularkan ke manusia.


WHO menyampaikan akan mengadakan pertemuan darurat di Jenewa, Swiss, bagi menentukan apakah wabah ini perlu ditingkatkan ke level darurat.




Diwartakan




USA Today

, tanda-tanda umum infeksi C

orona


adalah demam, batuk, sesak napas dan kesulitan bernapas. Pada masalah yang lebih parah, infeksi dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan kematian.

Virus menmemperoleh menyebar dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin, atau kontak dekat. Orang yang kebetulan berdekatan Berhubungan dengan objek yang tertempel virus juga bisa terinfeksi.


Belum ada vaksin yang bisa mencegah infeksi Corona. Saat ini tengah ada sembilan studi yang mengembangkan itu.


"Pengembangan vaksin adalah proses yang kompleks, dan belum bisa tersedia besok," kata Nancy Messonnier, direktur Pusat Nasional Imunisasi dan Penyakit Pernapasan.


Meskipun tidak mengurangi ada obat khusus untuk Corona, langkah-langkah pengobatan yang disarankan mirip Berhubungan dengan flu, yaitu istirahat dan minum banyak cairan.


Wabah ini ternyata tak hanya muncul di Cina. Pekan lalu Jepang dan Thailand masing-masing mengonfirmasi menemukan satu dan dua masalah Corona. Sementara Korea Selatan pada Senin (20/1/2020) lalu.


Dari Tempat kasus yang terdeteksi di luar Cina itu, para pasien diketahui pernah melakukan perjalanan dari Wuhan. Dengan demikian, sumber penyakitnya sangat mungkin sama.


Karena itu tidak mengurangi heran banyak negara yang cepat merespons. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS, misalnya, mengerahkan sekitar 100 pekerja bagi memeriksa penumpang yang ada di bandara New York, Los Angeles, dan San Francisco. Sekitar 5.000 penumpang dari Wuhan diperkirakan akan melewati bandara itu dalam beberapa pekan mendatang.


Di Hong Kong, rumah sakit menaikkan tingkat siaga menjadi serius dan menerapkan pemeriksaan suhu.


Sementara di Cina Belajar sendiri, pekerja maskapai menjalankan pemeriksaan suhu pada setiap penerbangan yang meninggalkan Wuhan. Para ilmuwan di Pembuangan ke luar negeri tersebut juga terus melakukan riset. Mereka telah menentukan urutan DNA dari Corona yang menmemperoleh membantu mengembangkan perawatan dan vaksin.


Indonesia juga merespons ancaman virus anyar ini. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono menyampaikan alat sensor suhu tubuh disiapkan pada 135 pintu masuk-keluar Indonesia.


"135 pintu Rekan senegara baik udara, laut, maupun darat," kata Anung, dilansir situsweb Setgab, Rabu (22/1/2020).


Alat sensor ini akan memamerkan warna merah saat mendeteksi orang yang suhu tubuhnya di atas 38 derajat celcius. Mereka akan memperoleh perhatian khusus.


Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Bandara Soekarno-Hatta Anas Maruf menyampaikan peningkatan kewaspadaan di bandara, terutama pada penerbangan segera dari Cina ke Indonesia, dengan mengaktifkan thermal scanner, memberikan health alert card, dan KIE kepada penumpang.


”Dalam keadaan rutin, seluruh kedatangan internasional semua selalu dikerjakan pemeriksaan termo scanner meskipun tidak ada penyakit yang diwaspadai. Kalau ada penyakit yang diwaspadai, maka kita tingkatkan pengamanannya," ucap Anas.







(tirto.id -


Kesehatan

)





Penulis: Restu Diantina Putri


Editor: Rio Apinino









Artikel ini telah ditulis oleh tirto.id dengan judul Mengenal Virus Corona, Teror Wabah setelah SARS dan MERS   - Tirto.ID.

Silahkan share jika bermanfaat.


powered by Blogger News Poster

No comments:

Post a Comment